Monday 17 August 2009

Andaikan saya lahir di tahun 60-an...

... saya pasti akan melihat scene musik Indonesia pada tahun itu lalu berjalan ke tahun 70, 80, 90 dan sekarang. Mengapa? Karena perjalanan musik Indonesia dari tahun 60-an sampai sekarang sangat unik dan tidak terduga. I found many BIG news from 60's, and thats all amazing, cool, and awesome. Terkadang saya heran, tercengang, tertawa terbahak-bahak membaca perjalanan musik Indonesia dari zaman bahela sampai sekarang. Here we go....


Dimulai dari W.R. Supratman yang menciptakan lagu Indonesia Raya dan muncul berita bahwa lagu itu menjiplak lagu Belanda yang berjudul Lekka Lekka, ini mengawali kata 'copycat' atau 'plagiat' di scene musik Indonesia. Lalu pidato Bung Karno yang tidak setuju dan tidak menerima musik ngek ngak ngok (sebutan Bung Karno bagi musik barat) di Indonesia dan beliau menyuruh membakar berbagai piringan hitam musik ngak ngek ngok seperti Elvis (padahal saat jaman itu Elvis lagi digandrungi oleh remaja-remaja).


Lalu pada tahun 1965 terjadilah kasus penangkapan Koes Bersaudara karena selalu memainkan lagu The Beatles yang dianggap meracuni jiwa generasi muda pada saat itu. Tahun 1967, album To the so-called The Guilties yang didalamnya ada lagu To the so-called The Guilties dan Poor Clown, lagu protes pertama dalam sejarah musik Indonesia.

Di Bandung, tokoh musik seperti Donovan dan John Mayall jadi idola anak muda Bandung, saking popularnya ada SMA Donovan atau SMA John Mayall, sebuah julukan bagi siswa yang sering bolos.

Tahun 1969, kaset masuk ke Indonesia. Bubarnya PKI membuat budaya barat masuk seperti musik rock. Pada akhir 60-an semua pemuda berambut gondrong mendengarkan musik rock, Koes Plus menjadi hip.

Di penghujung tahun 60-an musik underground muncul. Istilah ini muncul sebagai gerakan musik yang punya 2 konteks, melawan arus komersil dan karena berani melakukan eksperimen dengan bunyi, dan melawan pula dengan simbol atau langsung lewat kata-kata terhadap kebijakan politik.


16 Agustus 1973 diadakan pentas rock buatan majalah Aktuil, Summer 28 (Suasana Meriah Menjelang Kemerdekaan RI ke-28) digelar di Ragunan, Pasar Minggu. Pengisi acaranya adalah Eka Sapta, Idris Sardi, The Rollies, God Bless, Koes Ploes, Gang of Harry Roesli.

8 Juli 1973 dan 25 Agustus 1973 terdapak festival musik folk, digelar di dua tempat. Di Jakarta, Parade Volksong, di Bandung, Festival Folk Song se-Jawa Bandung 25 Agustus. Dimeriahkan oleh Noor Bersaudara, The Mad, Prambors, Numphist Group dan Lemon Never Forget.

31 Agustus 1975 digelar pesta musik, Musik Kemarau 75 di Gedung Sate Bandung, dimeriahkan oleh God Bless, De Hands, Giant Steps, Voodoo Child, Rawe Rontek, Rhapsodia, Brotherhood. Kemarau 75 tercatat sebagai festival musik yang berpengaruh di scene musik Indonesia.


Tahun 1976, Chica Koeswoyo dan Adi bing Slamet melakukan lipsynch pada konsernya. Ini adalah kejadian lipsynch pertama yang terjadi di scene musik Indonesia. Tahun1677, Album Badai Pasti Berlalu dirilis dan mencapai puncak kejayaan, diputar di berbagai radio.

Tahun 1984 Presiden AS Ronald Reagan datang ke Indonesia untuk membicarakan masalah hak cipta dengan Soeharto agar Indonesia melindungi hak cipta, karena salah satu perusahaan rekaman di Indonesia telah membajak kaset Live Aid Bob Geldof.


Tahun 1988, digelarnya perhelatan Jazz terbesar dan pertama di Indonesia, Jak Jazz. Dilaksanakan di dua tempat, Taman Ismail Marzuki dan Taman Impian Jaya Ancol.

Tahun 1990-an, MTV, Music Television, masuk ke Indonesia.


Tahun 1992, Black Hole, cikal bakal even underground pertama di Jakarta. Tempat ini sering didatangi oleh anak-anak metal Jakarta. Cikal bakal band punk sepertii Anti Septic, Pestol Aer, The Explosion, Sex Pispot, The Pogo, Wonder Gel dan Punk Tat.

Tahun 1994, Bill Clinton mengunjungi Indonesia, ia menyarankan agar Indonesia membuka pasar musiknya bagi investasi asing. Beberapa lama setelah kunjungan ini, mncul EMI, Sony, Universal, BMG, dan Warner.

Maret 1995, muncul Revogam Zines sebagai fanzine musik pertama di Indonesia. Fanzine ini dibuat oleh Dinan, vokalis Sonic Torment. Fanzine ini menyebabkan lahirnya zines lain seperti Tiga Belas, Membakar Batas, Submissive Riot, Brainwashed, dan Bajingan!


Jogja Brebeg adalah satu even metal bergengsi di tanah air yang masih bertahan sampai saat ini. Dimulai pada tahun 199. JB menjadi salah satu penggerak komunitas underground metal di Jogjakarta.

September 1996 lahirnya Poster Cafe sebagai penanda era keemasan scene indie Jakarta. Kafe ini milik Achmad Albar, menjadi era baru rock underground Jakarta. Punya 2 acara mingguan, Underground Session dan banyak melahirkan genre musik yang berbeda dan variatif. Band yang memeriahkan scene ini adalah Planet Bumi, Rumah Sakit, Fable, Naif, Bandempo, Be Quiet, Getah, Brain The Machine, Stepforward, Dead Pits, Bloody Gore, Straight Answer, Fudge, dan Jun Fang Gung Foo.

Tahun 1996, Saparua menjadi salah satu venue yang berpengaruh di musik rock underground di Bandung, seperti Gorong-Gorong, Bandung Berisik, Punk Rock Party, dan Hullabaloo.


Tahun 1997, lahir kompilasi Masaindahbangetsekalipisan sebagai kompilasi indie pertama di Indonesia dan lahirnya indie label pertama di Indonesia, 40.1.24, lalu setelah itu muncul kompilasi album indie lainnya.


Tahun 1999 menjamurlah band-band alternatif. Album Indonesia Best Alternative dirilis dengan menggaet band-band indie seperti Pas Band, Puppen, Pure Saturday, Netral, Nugie, Kubik, Koil, Waiting Room, LFM, dan Plastik dibawah major label Aquarius.


Tahun 2001 digelar Parkinsound yang merupakan event festival musik elektronik pertama di Indonesia. Inilah awal perjalanan musik elektronik di Indonesia, menggabungkan musik elektronik, visual jockey, multimedia dan seni instrumental.


Tahun 2004 Kompilasi JKT SKRG dirilis oleh Aksara Records, lalu label ini berpengaruh besar dalam menelurkan band-band Indie berkualitas seperti Sore, White Shoes and the Couples Company, Goodnight Electric, The Adams.

Di tahun 2004 kembali muncul keseragaman band dan mulai menjamur band-band melayu yang merajai scene musik Indonesia, seperti Radja, Kangen Band, ST12, Wali.

Tahun 2007 era digital membuat para musisi bisa mengembangkan kreativitas mereka di mana saja, nggak perlu label dan industri, lewat situs seperti Myspace, webzines dan masih banyak lagi. Hanya dengan mendownload, kita sudah bisa mendengar lagu band fav kita semau kita.

Tahun 2008 muncul-lah fenomena live music di berbagai stasiun TV.

From: Trax Magazine Agustus 2009
--------------------------------------------------------------------------------------------
1988: konser Mick Jagger
Istora Senayan. Beberapa mobil diparkir diluar gedung dihancurkan oleh fans yang tidak kebagian karcis.

1992: konser Metallica
Stadion Lebak Bulus. Berakhir dengan rusuh, pembakaran mobil di luar stadion.

1993: Sepultura
Jakarta dan Surabaya. Karena rusuh penuh dengan puluhan ribu orang maka polisi menyuruh penonton untuk duduk.

14 Januari 1996: Jakarta Pop Alternative Festival
Parkir Timur Senayan; Sonic Youth, Beastie Boys, Foo Fighters, PAS, Nugie, Netral

2 Februari 1996: Green Day
JCC, Senayan. Konser berakhir dengan rusuh, banyak kaca pecah karena ulah penonton yang tidak bisa masuk.

From: Trax Magazine Agustus 2009
----------------------------------------------------------------------------------------------

Bagaimana musik Indonesia kedepannya? Semuanya ada di tangan kita, tinggal kita memilih, berusaha, dan mengembangkan kreatifitas kita. Jangan pernah malu dan takut untuk mengembangkan kreatifitas kita dalam bermusik.

Dirgahayu Republik Indonesia yang ke 64, MERDEKA!

5 comments:

J.P. said...

TRAX? dari TRAX?

Willy & Jonih said...

Haha, saya jadi mengawang ke masa-masa... eugh, betapa waktu memang melesat bagai peluru.

Prima Diah said...

Raraas udah dengerin The tielman brothers belum ? heheh

febhk said...

wih nice info oi! keren!!!

Unknown said...

Kasian bngt... sumbernya dr mana, Neng???