Thursday 12 May 2011

Jirapah



Sebuah band yang cukup ramai diperbincangkan massa saat ini, digawangi oleh Ken Jenie dan Mar Galo, pemuda pemudi asal Indonesia yang berbasis di New York kembali mengenalkan nada-nada yang tidak biasa seperti mentahan materi ditengah hingar-bingarnya permusikan Indonesia yang makin berjaya. Sebuah track berjudul "Alexander" membuka perjalanan ke habitat Jirapah, dibuka dengan permainan gitar disambung dengan suara kecrekan yang mendominasi dari awal hingga akhir, pertengahan menit ke-2 sayatan-sayatan gitar menggema di ruangan dan sesekali distorsi kotor juga terkeluarkan. Bertanya-tanya pada lagu "Clouds" yang terdengar monoton seperti mencari ruang gerak kesana-kemari. Berlanjut ke lagu "Soft Hands" beat-beat yang ceria mulai keluar dari persembunyiannya disertai suara-suara yang mengawang. Pembukaan enerjik tepat ditujukan pada lagu "I Too Was A Teenager" dibarengi dengan riff-riff gitar dan gebukan drum yang cocok untuk hingar bingar di sebuah pub. Beralih ke "Foxes" entah mengapa langsung teringat The Black Keys jika mendengarnya, di menit ke tiga dikejutkan dengan riff-riff gitar yang lumayan menohok. Jika diibaratkan film, "Crime" saya rasa cocok untuk dijadikan backsound ketika berkelana dan saya sangat suka part sang vokalis melantunkan kalimat "to be alone...." dan bagian akhir yang ditutup dengan distorsi kasar. Berbeda lagi dengan lagu "Muto", "Buried", dan "Saturdays" yang mengajak bersantai sejenak dengan low tempo yang pas, cocok untuk menemani tidur siang. Sekilas terdengar memang lagu-lagu mereka sederhana seperti masih mentahan, namun kuping menerimanya dengan bahagia karena memang terdengar apik, apalagi untuk anda yang suka dengan musik mainstream.


No comments: