Thursday 12 May 2011

Katjie & Piering



Pertama kali mendengar nama band ini dari seorang teman saya, yang terlintas dipikiran saya adalah "Hah? Kaci dan Piring?" Agak aneh memang, namun dalam kamus saya yang aneh itu pasti bagus. Tergeraklah hati saya untuk mencari link yang menyediakan lagu mereka dan.... ternyata mereka melegalkan lagunya untuk diunduh secara cuma-cuma. Sebuah folder bernamakan Kinanti sudah tersimpan di komputer saya, tinggal menyetelnya saja. Saat membuka folder tersebut, ternyata folder ini berisikan 5 lagu dimana 4 lagu adalah "lagu-lagu cover-an". Pertama, datang dari Olive Tree, Katjie & Piering memilih lagu berjudul "Psycho Girl". Mengingat bahwa Olive Tree adalah band yang mengusung genre powerpop dan sangat berkhas dengan suara vokalis yang dimainkan secara sengaja seperti menirukan suara tokoh-tokoh kartun. Di Lagu "Psycho Girl", Olive Tree terdengar kental memainkan riff-riff gitarnya. Lalu apakah yang dilakukan tangan-tangan Katjie & Piering ini? Sebaris petikan gitar akustik dilanjutkan suara manis dari Rr.Kushandari Arfanidewi atau yang dikenal dengan panggilan Ayayay SiKelinci (Baby Eat Crackers) dan juga suara berat dari Rd.Moch Sigit Agung Pramudita, yang juga biasa dipanggil Sigit (Tigapagi). Buaian suara vokalis wanita dibarengi dengan karawitan khas Sunda bisa dikatakan sangat brilian untuk mengubah mentah-mentah lagu yang semulanya penuh dengan riff-riff gitar menjadi beraroma tradisional.

"Destiny" dari Homogenic adalah lagu kedua yang mereka bawakan. Jika Homogenic membawakan dengan suara elektronya yang ngebeat dan bisa membuat kita menggoyangkan pinggul. Kembalilah Katjie & Piering mengambil senjatanya dan merubah menjadi sebuah lagu akustikan yang manis. Persamaannya adalah suara sang vokalis sama-sama menyentil telinga. Yang membuat saya tercengang, ternyata mereka turut memasukkan lagu "Zsa Zsa Zsu Zsu" dari Rock N Roll Mafia, sebuah band bergenre elektro yang penuh dengan ritme-ritme bigbeat dan kental dengan nuansa dancefloor. Ciamik adalah kata yang tepat untuk ubahan yang dilakukan duo folk pop untuk lagu ini, apalagi di menit terakhir mengalunlah suara suling yang membelai telinga. Lalu, "Polypanic Room" dari Polyester Embassy dibawakan dengan alunan pelan tapi apik. Dayuan-dayuan kedua suara emas ini dan rayuan kecapi, karinding, dan "mainan-mainan" tradisional lainnya sukses membuat hati tenang. Lagu "Kinanti" yang merupakan lagu mereka sendiri tidak jauh berbeda dengan lagu-lagu sebelumnya, tetapi suara "nyinden" lebih mendeskripsikan lagu ini dengan ditutup oleh suara cello. Indonesia tradisional pop tepat menggambarkan bagaimana musik mereka. Salah satu terobosan baru dalam permusikkan Indonesia yang tentunya digemari dan menuai banyak pujian dari berbagai kalangan. Salut!


No comments: