Saturday 19 February 2011

In A Cabin With



Siapa sangka 3 pemuda luar negeri 'merantau' ke Indonesia dan dalam dua hari bisa menciptakan beberapa lagu yang ear-catchy? Beberapa orang yang datang ke Erasmus Huis, Kamis lalu, merasakan semuanya di pertunjukkan musik gratis In A Cabin With. In A Cabin With adalah sebuah proyek internasional yang mengundang keikutseraan musisi untuk merekam sebuah CD di suatu lokasi yang unik. Dan yang beruntung mengguncang Jakarta Kamis lalu adalah Simon Akkermans (Cmon dari Cmon & Kypski), Hein Bal (PAX dari Kyteman Hiphop Orkest), Frank Wienk (pemain perkusi pada Kyteman and Most Unpleasant Men), Mathias Janmaat (pencipta lagu Bombay Show Pig), Jesse Beuker, dan Maarten Besseling (produser In a Cabin Witth).





Dijanjikan pertunjukkan akan dimulai pukul 19:30, tetapi acara ini baru mulai sekitar pukul 20:00, saya rasa jam karet memang sudah dipatenkan menjadi salah satu budaya di Indonesia :P Sebelum Simon, Hein, dan Mathias naik ke atas panggung, penonton disajikan beberapa slideshow tentang acara-acara yang pernah diadakan Erasmus, tidak menunggu lama akhirnya pertunjukkan pun dimulai. Malam ini, In A Cabin With menyajikan sebuah musik bergenre pop kontemporer, dimana bisa dilihat di atas panggung terdapat drum, gitar, perkusi, dan... gamelan! Campuran antara instrumental, pop, rock, dan rap.





Aksi pertama mereka menggebrak ruang Erasmus Huis dengan instrumental berjudul 'Gamelan Space.' Mereka mengaku sangat menyukai alat musik gamelan, Simmon langsung memainkan gamelan-nya seperti anak kecil yang terlihat kegirangan. Mereka juga memasuki sound kehidupan malam di tempat dimana mereka menginap, Jogjakarta, dan tebak apa yang mereka rekam? Suara jangkrik! Unik sekali, bukan? Selama satu lagu penuh, backsound jangkrik itu bergema. Di lagu 'Paxman,' Hein membawa lagu ini dengan rap dan liriknya bercerita tentang Paxman adalah nama lainnya, dimana Pax didefinisikan peace, lalu tentang pengalaman mereka di Borobudur, mereka sangat terkagum dengan keindahan candinya dan disamping itu, lagu ini bercerita tentang kelakuan orang Indonesia, mereka berpikir turis lokal Borobudur akan mengambil foto dirinya dengan candi, tetapi tidak, para turis lokal ingin berfoto dengan Hein, Simmon, dan Mathias. Di lagu berikutnya mereka bercerita tentang keindahan Pangandaran, I think everybody loves Indonesia :)






Persetan dengan penampilan luar, itu salah satu yang saya lihat dari penampilan In A Cabin With Kamis lalu. Jangan bayangkan mereka memakai pakaian seperti anak band atau rapper kebanyakan. Mereka hanya memakai kaos oblong, celana pendek, dan sendal jepit swallow, dan di tengah-tengah acara mereka pun akhirnya 'nyeker' hehe. Mereka tidak hanya diam di tempat, di setiap lagu mereka berganti posisi, jadi semua kebagian memainkan alat musik yang ada di panggung. Hein mengaku ia tidak kenal dengan Mathias dan Simmon 2 hari yang lalu, jadi selama dua hari itu mereka menghabiskan waktu untuk mencari inspirasi dan membuat musik baru di Indonesia. Hein yang sangat ramah sesekali turun panggung dan berusaha mengelilingi crowd dan mengajak semua bernyanyi, hingga di lagu terakhir, 'Trippin Balls,' Hein mengajak semua penonton berdiri dan berkumpul di depan panggung dan berdansa bersama, cool!Di penghujung acara, pihak Erasmus memberi ucapan terima kasih kepada mereka bertiga dan para pihak dibalik layar dengan mengajak semuanya ke atas panggung dan tak luput, In A Cabin With mendapatkan hadiah yaitu.... handuk! Hein yang terkenal kocak, langsung mengenakan handuk tersebut di kepalanya, sedangkan Simmon yang konyol menggelar handuk di panggung dan berakting seolah-olah berjemur di pantai. Teriakan "we want more!" pun menggema di ruangan itu, akhirnya mereka memberikan 1 lagu dan selesai lah acara. Semua puas, semua senang.


No comments: